Surakarta – Lembaga Pengembangan Pesantren Muhammadiyah (LP2 PP Muhammadiyah) menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) VII di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Selasa-Kamis (27-29/8/24). Rakornas kali ini memusatkan perhatian pada penguatan kemandirian ekonomi pesantren melalui optimalisasi wakaf dan pengembangan usaha.
Dalam sambutannya, Maskuri, Ketua LP2 PP Muhammadiyah, menekankan pentingnya pemberdayaan pesantren dalam aspek ekonomi. Ia menyampaikan, “Banyak pesantren memiliki tanah wakaf yang luas, namun sering kali belum produktif. Ini adalah potensi besar yang harus kita manfaatkan untuk mendorong kemandirian ekonomi.” Maskuri juga memberikan apresiasi kepada pesantren yang telah memulai unit usaha, seperti toko roti, yang bisa menjadi contoh inspiratif bagi pesantren lain untuk memanfaatkan aset yang ada.
Rakornas ini juga menyoroti kerjasama antara LP2 PP Muhammadiyah dan Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) yang dilakukan pada 14-16 Agustus lalu. UMP telah menyusun panduan khusus bagi pesantren yang tertarik mengembangkan agribisnis. Ini dianggap sebagai langkah strategis dalam memaksimalkan pemanfaatan aset wakaf di pesantren. Panduan tersebut dirancang untuk memberikan arahan dan dukungan praktis dalam mengelola usaha berbasis wakaf secara efektif.
Selain itu, Rakornas ini mempertemukan berbagai majelis terkait, termasuk Majelis Ekonomi dan Majelis Pendayagunaan Wakaf. Mereka bersinergi untuk merumuskan langkah konkret dalam mengembangkan ekonomi pesantren. Diskusi-diskusi yang berlangsung berfokus pada strategi pengembangan unit usaha dan pemanfaatan wakaf secara optimal untuk meningkatkan kemandirian ekonomi pesantren.
Maskuri juga mengapresiasi salah satu tokoh yang berperan penting dalam pengembangan pesantren, yakni Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan, Ambo Ase. Ambo Ase diakui atas perannya sebagai penghubung dalam memajukan pesantren di wilayahnya, termasuk pelopor Pendidikan Ustadz Pesantren Muhammadiyah (PUPM) di Makassar. Penghargaan ini diberikan secara simbolis oleh Dahlan Rais, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Dahlan Rais dalam pidatonya menyampaikan, “Rakornas ini adalah momentum penting bagi pesantren-pesantren Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Dengan memanfaatkan potensi wakaf dan mengembangkan unit usaha secara berkelanjutan, kita dapat menciptakan kemandirian ekonomi yang lebih solid dan berkelanjutan.”
Rakornas VII ini diharapkan dapat menjadi pendorong semangat bagi pesantren-pesantren Muhammadiyah di seluruh Indonesia untuk lebih berdaya dan mandiri dalam bidang ekonomi. Dengan memanfaatkan potensi wakaf dan mengembangkan usaha yang berkelanjutan, pesantren diharapkan dapat meningkatkan kemandirian ekonomi mereka secara signifikan, serta berkontribusi dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar.
Sumber Editor : M Taufiq Ulinuha