Pesantren, sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional, telah lama dikenal sebagai tempat untuk membentuk karakter Islami yang kuat. Di pesantren, santri tidak hanya diajarkan ilmu agama seperti fiqh, tafsir, dan hadits, tetapi juga dididik untuk mengamalkan nilai-nilai Islami dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran di pesantren biasanya berlangsung dalam lingkungan yang penuh disiplin dan nilai-nilai moral yang ketat, yang menciptakan budaya dan lingkungan kondusif bagi pembentukan karakter.
Dalam era modern, ketika arus globalisasi dan pengaruh budaya luar semakin kuat, pesantren tetap menjadi benteng yang kokoh dalam menjaga dan menanamkan nilai-nilai Islami kepada para santri. Pembentukan karakter Islami di pesantren dilakukan melalui berbagai metode, mulai dari pengajaran langsung oleh kiai, pengamalan ibadah sehari-hari, hingga penerapan disiplin dalam kehidupan berasrama.
Selain itu, pesantren juga mengajarkan pentingnya adab atau akhlak dalam berinteraksi dengan sesama, baik di lingkungan pesantren maupun di luar. Nilai-nilai seperti kesederhanaan, kejujuran, tanggung jawab, dan rasa hormat kepada sesama manusia menjadi fondasi utama yang diajarkan di pesantren.
Dalam konteks era modern, pesantren menghadapi tantangan besar untuk tetap relevan dan adaptif terhadap perubahan zaman tanpa mengorbankan prinsip-prinsip dasar yang telah diwariskan. Pesantren berupaya mengintegrasikan teknologi dan pendekatan pembelajaran yang lebih modern, namun tetap menjaga esensi dari pendidikan karakter Islami yang menjadi ciri khasnya. Dengan demikian, pesantren tidak hanya berperan sebagai pusat pendidikan agama, tetapi juga sebagai lembaga yang membentuk generasi Muslim yang memiliki karakter Islami yang kuat dan mampu menghadapi tantangan zaman dengan bijaksana.
Pesantren di era modern terus berkembang dengan memperkaya kurikulum dan metode pembelajaran mereka, namun tetap berpegang pada tujuan utama yaitu mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berakhlak mulia dan berjiwa Islami.
Oleh : Kang Mus